Uncategorized

Dasar Dalam Fotografi Untuk Pemula.

Dasar Dalam Fotografi Untuk Pemula- Saat ini, fotografi banyak digandrungi oleh anak-anak muda. Alasannya, karena fotografi memerlukan kreatifitas yang unik. Setiap orang akan menghasilkan karya yang berbeda beda. Meskipun teknologi saat ini berkembang dengan pesat, fotografi tidak akan bisa digantikan oleh mesin. Karena mesin tidak memiliki kreativitas seperti manusia.

Artikel ini, akan membahas mengenai dasar dalam fotografi. Apa yang harus kalian mengerti, terutama yang masih baru di dunia fotografi. Untuk kamu yang baru beli kamera dan gak ngerti apa sih sebenarnya fotografi itu atau gimana sih cara menggunakan kamera? Disini kita akan share dasar dalam fotografi. Tapi ingat semuanya adalah teori. Dalam dunia fotografi, teori hanya sekitar 20 persen dan 80 persen nya kita harus explore dengan nyoba langsung kameranya. Saat membaca artikel ini, ambil Kamera kalian, coba praktekkan semuanya kemudian berusahalah memotret. Jangan pernah takut gagal karena semua itu akan improve dari pengalaman dan kegagalan kalian.

1. ISO

Di dalam kamera Kalian, pasti ada tulisan ISO. Nah yang harus diketahui, ISO adalah kemampuan sensor kamera untuk menangkap cahaya atau sensitivitas cahaya. Angka pada ISO berkisar 100-3200. Pada saat kita memotret, kita menangkap cahaya dengan capture sehingga terlihatlah visual atau objek pada suatu gambar. Angka-angka yang kita lihat dari 100-3200 itu dapat mempengaruhi seberapa besar kamera memberikan cahaya buatannya. Kalau misalnya angkanya kecil, otomatis cahaya yang diberikan lebih sedikit. sedangkan kalau angkanya besar, cahaya yang diberikan akan semakin banyak.

Hal ini juga akan sangat berpengaruh bagaimana kondisi cahaya di tempat kita memotret. Misalnya kita memotret di siang hari dimana pada saat itu cahaya cukup cerah, kamu bisa menggunakan ISO 100. Karena kamera menangkap sedikit saja, sudah banyak cahaya yang terekam. Beberapa kamera bahkan bisa turun sampai ke-50. Matahari adalah salah satu netral light yang paling kenceng dan paling terbaik menurut fotografer. Akan tetapi, alam memang tidak bisa kita lawan. Kadang – kadang bisa berubah menjadi mendung atau  hujan.

Tapi let’s say kita memotret di siang bolong dan pada saat yang cerah itu tiba-tiba mendung. Maka ISO nya bisa dinaikkan menjadi 200. Karena sensitivitas cahaya yang diperlukan lebih besar dan cahayanya menurun tidak secerah sebelumnya. Atau misalnya kemudian kita masuk ke dalam rumah dimana pantulan cahaya luar yang masuk ke dalam rumah tidak sebesar pada saat kita berada di luar. Kita bisa menaikkan iso menjadi 400. Atau mungkin rumah kita lebih gelap lagi, kita bisa naikkan lagi jadi 800. Atau pada saat kita memotret low-light dimana kondisi cahaya sangat-sangat minim kita bisa menggunakan ISO 1600 bahkan 3200.

Bukaan iso atau sensitivitas cahaya yang semakin besar, semakin banyak cahaya yang mampu atau bisa terekam di dalam bodi kamera kita. Sensitivitas cahaya itu sangat penting untuk merekam cahaya. Tetapi jangan lupa, bahwa iso akan sangat mempengaruhi grainy di hasil foto kita.

Grainy itu apa?

Grainy adalah hasil gambar yang memiliki tekstur butiran. Dalam hal ini, gambar yang kita hasilkan jadi seperti titik-titik dan tidak clear. Jadi fotografer biasanya akan mencoba push ISO seminimal mungkin. Kalau bisa menggunakan ISO 100, mereka akan menggunakan ISO 100. Dengan maksimal ISO nya 400. Dengan seperti itu, Kualitas gambar kalian akan tetap clear dan tajam, tidak ada grainy atau titik-titiknya. Tips dari kami, gunakan ISO seminimal mungkin untuk menghasilkan gambar yang jelas. Eh tapi bagaimana jika gambar yang kita ambil tidak terlihat karena ISO nya dikecilkan? Tetap simak artikel ini untuk lebih jelasnya. Untuk next basic thing yang kalian perlu tahu adalah…

2. Aperture

Aperture atau bukaan diafragma. Jika di dalam kamera, satuannya adalah F-stop atau F. Diafragma adalah kemampuan lensa kita membuka untuk merekam cahaya. Kita bisa melihat melalui lensa kita, jika diputar maka bagian lubang lensa kita akan membesar dan mengecil inilah yang disebut dengan diafragma. Semakin besar lubangnya/bukaannya, akan semakin banyak cahaya yang masuk. Jadi jika ingin membesarkan bukaan lensa, maka kecilkan F nya, begitupun sebaliknya. Ini akan sangat berpengaruh pada saat kita memotret dengan kondisi cahaya yang sedikit. Jadi semakin rendah cahayanya kita akan bisa menggunakan bukaan diafragma lebih besar Karena akan merekam cahaya lebih banyak. Dan hal lain yang perlu kalian ketahui adalah Diafragma sangat berpengaruh dengan depth of field.

Depth of field adalah istilah yang digunakan dalam fotografi untuk menggambarkan jarak antara objek yang terfokus secara tajam dan area sekitarnya yang tampak kabur atau tidak terfokus. Jadi kalau kalian menggunakan bukaan diafragma yang besar dengan angka yang kecil misalnya, objeknya akan tajam dan background nya akan sangat bokeh atau blur (lihat contoh). Jika kalian ingin gambar latar belakangnya tetap jelas, maka F nya dibesarkan sehingga bukaan lensa mengecil.

Sedangkan Pada saat kita menggunakan bukaan diafragma yang kecil dimana angkanya cukup besar katakanlah f-11 atau f-16 atau f-22.  Depth of field juga akan semakin kecil terasanya. Dalam arti semuanya akan cenderung lebih tajam. Jadi tidak terpisah antara objek dengan background. Nah ini akan balik ke kebutuhan. Kita tidak bisa menentukan mana yang baik dan mana yang tidak. Adakalanya kita perlu memotret semuanya terlihat jelas dan adakalanya juga kita perlu memotret objek dengan background terpisah. Pada bagian objek tajam dan backgroundnya blur. Hal itu dapat kita atur pada bukaan diafragma kita.

3. Shutter Speed

Yang terakhir adalah shutter speed. Yaitu kemampuan kamera kita membuka dan menutup shutter serta lamanya waktu pengeksposan saat rana kamera terbuka. Shutter speed mengacu pada kecepatan yang ditentukan dalam satuan waktu, seperti detik (s) atau pecahan detik (misalnya 1/1000, 1/250, 1/30). Hal ini, juga mempengaruhi cahaya yang kita rekam. Shutter speed ini juga mempengaruhi gambar kita tuh tajam atau blur. Blur dalam shutter speed, seperti pada saat kalian memotret benda bergerak.

Bayangkan pada saat kita hand-held lalu gerak sedikit pada saat bukaan shutter speednya lambat, otomatis gambar akan menjadi blur. Karena pada saat dia kebuka, kita lagi bergerak jadi itu akan sangat mempengaruhi hasil gambar kita. Selain itu shutter speed bisa kita gunakan untuk memotret objek yang sedang berlari tapi kita ingin hasilnya terlihat tajam tanpa blur. Berarti gunakan shutter Speed yang cukup cepat. Katakanlah di atas 1/250 second 1/500 second 1/800.

Akan tetapi, kekurangan Shutter speed ini adalah, semakin besar millisecond yang kita gunakan, maka tangkapan cahayanya semakin sedikit. Oleh karena itu, para fotografer biasannya menggunakan shutter speed diangka yang paling besar, ketika berada diluar ruangan yang memiliki banyak cahaya. Contoh nya seperti memotret atlet lari, atau pembalap motor. Untuk penggunaan shutter speed yang rendah, usahakan kamu berada di dalam ruangan dan stabil saat memegang body kamera supaya hasilnya jelas tanpa blur.

Tapi semua kembali ke kebutuhan, kalau misalnya kalian memotret air terjun dimana air itu bergerak dan kalian pingin hasil air terjunnya kayak flowy, berarti kalian harus menggunakan slow shutter. Buka-an kecepatan shutter yang sangat lambat, dimana kita harus memotret tanpa shake saat memegang body kamera. Tujuannya agar batu-batu dan objek sekitarnya tajam, tetapi untuk airnya terjunnya tetap ada efek flowy. Atau kalian pengin memotret milky way mungkin kalian butuh shutter speed 3 menit. Lebih amannya supaya tidak shaky hand, lebih baik menggunakan tripod. Dengan cara ini, akan ketangkap low-light dengan semua detail-detail cahaya di langit.

Ketiga hal ini, harus seimbang. Bagaimana cara tahu kalau seimbang?? Ketika koordinat berada di titik 0. Karena pada titik 0 ini, gambar akan terlihat lebih natural dan jelas. Jadi pada dasarnya, ke tiga elemen ini akan berubah ubah sesuai dengan situasi dan kondisi tergantung kebutuhan. Semakin kecil ISO semakin bagus untuk gambar, akan tetapi cahaya bawaan kamera akan semakin sedikit. Karena itu, kita harus mengatur bagian aperture dan shutter speednya agar cahayanya pas dan seimbang.

Ingin belajar seputar fotografi? simak terus artikel Kindi Studio.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also
Close
Back to top button